Laporan Hasil Praktikum Asam-Basa
DAFTAR ISI
Halaman judul..........................................................................................
i
Daftar Isi.................................................................................................. ii
Kata pengantar.......................................................................................
iii
Bab I
Dasar
teori ......................................................................................... 1
Bab II
A. Tujuan........................................................................................
5
B. Alat dan Bahan............................................................................
5
C. Cara Kerja...................................................................................
6
D. Hasil Pengamatan.......................................................................
6
E. Pembahasan...............................................................................
7
Bab III
A. Kesimpulan...............................................................................
10
B. Saran........................................................................................
10
Daftar Pustaka ...................................................................................... 11
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji
dan syukur kami ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas bidang study Kimia, yang diberikan
oleh ibu Halmia ini dengan sebaik mungkin.
Adapun judul
dari laporan ini adalah “Asam-Basa”. Laporan ini kami susun setelah melakukan
penelitian mengenai judul tersebut. Melalui laporan ini, kami berharap agar
kita dapat lebih memahami dan mengerti mengenai asam-basa.
Tidak lupa pula
kami ucapkan terimakasih banyak kepada teman-teman serta guru pembimbing yang
dengan setia mendampingi, memberi semangat dan mengajari kami untuk menyusun
laporan ini.
Kami juga
sangat menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan dari para
pembaca, agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca.
Hormat Kami,
Penyusun
BAB I
DASAR TEORI
Asam dan basa
merupakan zat kimia yang memiliki sifat-sifat yang dapat membantu kita untuk
membedakannya.
A.Teori Asam Basa Arrhenius
Sejak beabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa
berdasarkan sifat larutannya. Konsep yang cukup memuaskan tentang asam dan
basa, dan yang tetap diterima hingga sekarang, dikemukakan oleh Svante August
Arrhenius (1859-1927) pada tahun 1884.
Asam
Menurut
Arrhenius, asam adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan
ion H+.
Sifat-sifat
asam diantaranya adalah:
a.
Terasa masam
b.
Bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain)
c.
Terionisasi menghasilkan ion H+
d.
Memiliki pH < 7
e.
Memerahkan lakmus biru
Contoh senyawa
yang termasuk pada asam, yaitu:
¨
HCl ¨
H2SO4 ¨
CH3COOH ¨
H3PO4
Basa
Menurut
Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air menghasilkan
ion OH-.
Sifat-sifat
basa diantaranya adalah:
a.
Terasa pahit
b.
Bersifat kaustik (licin seperti bersabun)
c.
Terionisasi menghasilkan ion OH-
d.
Memiliki pH > 7
e.
Membirukan lakmus merah
Contoh senyawa yang termasuk pada basa, yaitu:
¨
NaOH ¨
Ba(OH)2 ¨
NH4OH ¨
KOH
Ciri-ciri umum larutan Netral yaitu :
1.
Rasa bervariasi
2.
Tidak mengubah lakmus
3. Tidak bersifat korosif
4.
Terdiri dari ion H+ dan OH-
5.
[H+] = [OH-]
B. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
Menurut Bronsted Lowry, asam adalah zat yang dapat memberi proton, sedangkan
basa adalah zat yang dapat menerima proton. Jadi asam = donor proton, basa = akseptor
proton.
Konsep asam basa ini lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius karena:
1) Konsep asam basa Bronsted Lowry
tidak terbatas dalam pelarut air,tetapi juga menjelaskan reaksi asam basa
dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2) Asam basa Bronsted Lowry dapat
berupa kation atau anion. Konsep ini dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl,
di mana pembawa sifat asamnya adalah NH4+ yang dalam air
dapat melepas proton.
C. Teori Asam
Basa Lewis
Lewis memberikan pengertian asam dan basa berdasarkan serah terima pasangan
elektron,yaitu: Asam = akseptor pasangan elektron dan Basa = donor pasangan
elektron. Konsep ini dapat menjelaskan reaksi-reaksi yang bersuasana asam basa
walaupun tidak melibatkan proton ion H+.
KONSEP Ph, pOH dan pKw
Sorensen
(1868-1939), seorang ahli kimia dari Denmark, mempunyai ide cemerlang tentang
tingkat keasaman suatu zat. Ia mengajukan konsep pH untuk menyatakan tingkat
keasaman larutan.
a.
pH
Derajat atau
tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+,semakin asam larutan
tersebut. Nilai konsentrasi ion H+ tersebut sering kali sangat kecil.
Untuk menyederhanakan
penulisan,Sorensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion
H+,yaitu sama dengan negative logaritma konsentrasi ion H+.Secara matematika
nilai pH diungkapkan dengan persamaan : pH = -log [H+]
b.
Hubungan Tingkat keasaman dengan pH
Tingkat keasaman suatu
larutan berbanding terbalik dengan nilai pH. Artinya,s emakin asam larutan, maka
semakin kecil nilai pH –nya, dan sebaliknya. Hal itu terjadi karena pH dan
konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negative. Selanjutnya, karena
bilangan dasar logaritma adalah 10 , maka larutan yang nilai pH-nya berbeda
sebesar n mempunyai perbedaan n konsentrasi ion H+ sebesar 10 pangkat n.
Semakin besar konsentrasi ion H+, semakin kecil nilai pH. Larutan dengan pH = 1
adalah 10 kali lebih asam daripada larutan dengan pH = 2.
c.
pOH
Konsentrasi ion OH- dapat
dinyatakan dengan cara yang sama,yaitu pOH = -log [OH-]
Meskipun nilai
[OH-] dapat dinyatakan dengan pOH, tingkat kebasaan lazimnya juga dinyatakan
dengan pH . Larutan basa mempunyai pH > 7. Semakin tinggi pH, semakin
bertambah sifat basa. Larutan dengan pH = 13 ( pOH = 1 ) adalah 10 kali lebih
basa dari larutan dengan pH = 12 ( pOH = 2 ).
Untuk mengenali sifat suatu larutan dapat diketahui dengan menggunakan
indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna
berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna
tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat
termasuk larutan asam atau larutan basa.
1. Indikator Alami
Indikator alami
adalah indikator yang berasal dari bahan alam, seperti tumbuh-tumbuhan. Indikator
tersebut dapat terbuat dari bumbu dapur, bunga, dan buah-buahan yang
harus dibuat dalam bentuk larutan dengan cara mengekstraknya, kemudian
diteteskan pada larutan asam atau basa. Perubahan warna yang terjadi pada
setiap indikator tidak sama.
2. Indikator Buatan
Salah satu
indikator buatan asam basa yang biasa digunakan adalah kertas lakmus, kertas
indikator uiversal, dan larutan indikator universal.
Lakmus berasal
dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus yang
sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan
menghasilkan perubahan warna yang jelas.
Ada 2 jenis kertas lakmus, yaitu:
- Kertas lakmus
merah
Kertas lakmus
merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan asam
atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
-
Kertas
lakmus biru
Kertas lakmus
biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada larutan basa
atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru).
Kertas indikator universal
dapat berubah warna tertentu sesuai tingkat keasaman atau kebasaan zat. Perubahan
warna terjadi ketika indikator dicelupkan kedalam asam atau basa.
Larutan indikator universal
yang sering digunakan adalah fenolftalein, metil jingga, metil merah dan
bromtimol biru. Jika kita meneteskan larutan asam atau basa kedalam larutan
indikator universal , kita dapat melihat perubahan warna larutan indikator.
Pada eksperimen
kali ini akan digunnakan kertas lakmus dan beberapa indikator lain untuk
menentukan sifat larutan dan harga pH dari larutan elektrolit A,B,C,dan
D.
No
|
Beberapa Golongan
Indikator
|
||
Indikator
|
Trayek warna
|
Trayek pH
|
|
1
|
Lakmus
|
Merah-Biru
|
5,5-8,0
|
2
|
Metil jingga
|
Merah-Kuning
|
3,1-4,4
|
3
|
Metil merah
|
Merah-Kuning
|
4,4-6,2
|
4
|
Bromtimol biru
|
Kuning-Biru
|
6,0-7,6
|
5
|
Fenolftalein
|
Tidak berwarna-Merah
|
8,3-10,0
|
BAB II
ISI
A.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui apa saja sifat-sifat asam atau basa suatu larutan dan menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan berbagai indikator melalui
percobaan.
2.
Dapat membedakan manakah larutan yang mengandung sifat asam dengan basa.
3.
Dapat mengetahui berapa pH suatu larutan yang mengandung sifat-sifat asam
atau basa berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai indicator asam
dan basa.
B.
Alat dan Bahan
ALAT
|
BAHAN
|
1.
Plat tetes
2.
Pipa tetes
3.
Gelas Kimia
4.
Air Mineral
5.
Pengaduk
6.
Sikat
7.
Lap + issue
|
1. Ekstrak
Kunyit
2. Ekstrak Bunga Bugenvil indikator alami
3. Ekstrak Kamboja
4. Air Jeruk Nipis
5. Air Diterjen
6. Air Garam
7. Air Gula
8. Air Kapur Sirih
9. Obat Mag
Cair
10. Susu Putih
11. Minuman Bersoda
12. Kertas Lakmus
13. Indikator Universal
14. Metil Merah (MR)
15. Fenolftalein (PP) indicator buatan
16. Metil jingga (MO)
|
C. Cara Kerja
Praktikum menggunakan indikator alami dan indikator buatan
1. Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
2. Ambil larutan yang telah disiapkan dengan pipet tetes dan masukkan ke dalam plat tetes sebanyak lima tetes.
3. Uji larutan dengan indicator yang disediakan.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Hitunglah pH masing-masing larutan
Praktikum
menggunakan Kertas Lakmus dan Indikator Universal
1. Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
2. Ambil larutan yang telah disiapkan dengan pipet tetes dan Celupkan
sepotong kertas lakmus ke dalam larutan. Perhatikan perubahan warna kertas dan
catat.
3. Amati perubahan yang terjadi.
D.
Hasil Pengamatan
HASIL
PENGAMATAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN
INDIKATOR ALAMI
NO
|
LARUTAN
|
INDIKATOR ALAMI
|
WARNA
|
SIFAT
|
1
|
Jeruk
nipis
|
Bugenvil
|
Ungu
|
Asam
|
2
|
Sprite
|
Kamboja
|
Cokelat tua
|
Asam
|
3
|
Obat maag
|
Kunyit
|
Jingga
|
Basa
|
4
|
Gula
|
Bugenvil
|
Tetap
|
Netral
|
5
|
Garam
|
Bugenvil
|
Tetap
|
Netral
|
6
|
Susu
|
Kunyit
|
Orange
|
Asam
|
7
|
Kapur
|
Kunyit
|
Hijau
|
Basa
|
8
|
Detergen
|
Kamboja
|
Cokelat muda
|
Basa
|
NO
|
LARUTAN
|
INDIKATOR
|
SIFAT
|
pH
|
|||||
LAKMUS MERAH
|
LAKMUS BIRU
|
UNIVER-SAL
|
MO
|
MR
|
PP
|
||||
1
|
Jeruk nipis
|
Merah
|
Merah
|
4
|
Merah
|
Merah
|
TB
|
Asam
|
<3,1
|
2
|
Sprite
|
Merah
|
Merah
|
5
|
Merah
|
Jingga
|
TB
|
Asam
|
4,4 <
pH < 5,5
|
3
|
Obat maag
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Kuning
|
Kuning
|
TB
|
Basa
|
>10
|
4
|
Gula
|
Merah
|
Biru
|
6
|
Kuning
|
Kuning
|
TB
|
Netral
|
7
|
5
|
Garam
|
Merah
|
Biru
|
5
|
Kuning
|
Kuning
|
TB
|
Netral
|
7
|
6
|
Susu
|
Merah
|
Merah
|
5
|
Orange
|
Jingga
|
TB
|
Asam
|
4,4 <
pH < 5,5
|
7
|
Kapur
|
Biru
|
Biru
|
8
|
Kuning
|
Kuning
|
Pink
|
Basa
|
8,3 <
pH < 10
|
8
|
Detergen
|
Biru
|
Biru
|
9
|
Kuning
|
Kuning
|
pink
|
Basa
|
8,0 <
pH < 10
|
Hasil Pengamatan
Praktikum menggunakan indikator buatan
Note : TB : Tidak Berwarna
E.
Pembahasan
Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja sifat-sifat asam atau basa. Dapat membedakan manakah
larutan yang mengandung sifat asam dengan basa dan dapat mengetahui berapa pH suatu larutan yang
mengandung sifat-sifat asam atau basa berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna
berbagai indicator asam dan basa.
Larutan yang akan diperkirakan pH-nya diuji dengan kertas lakmus merah dan
biru. Kemudian larutan ini kita tetesi dengan larutan indikator sehingga
mengalami perubahan warna. Warna ini kita cocokkan dengan trayek pH
masing-masing indikator.
Dalam praktikum ini kami menguji 8 jenis larutan,
yaitu larutan kapur, air jeruk nipis, larutan garam, larutan deterjen, Sprite, Obat maag, Gula, dan Susu. Indikator yang kami gunakan adalah
Ekstrak Kunyit, Ekstrak Bunga Bugenvil, Ekstrak Kamboja, kertas lakmus merah dan biru,
fenolftalein (PP), metil orange (MO), dan metil merah (MM).
1. Air Jeruk Nipis
Pada percobaan menggunakan indikator alami Bugenvil Air jeruk nipis berubah warna menjadi ungu yang berarti larutan tersebut
bersifat asam. Air jeruk nipis memerahkan kertas lakmus merah dan biru. Air
jeruk nipis tak berwarna saat ditetesi PP, serta berwarna merah saat ditetesi
MO dan MR. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pH air jeruk nipis <3,1.
2. Sprite
Pada percobaan menggunakan indikator alami kamboja Sprite berubah warna menjadi Cokelat yang berarti larutan tersebut bersifat
asam. Sprite memerahkan kertas lakmus merah dan biru. Sprite tak berwarna saat ditetesi PP,
serta berwarna Merah saat ditetesi MO dan berwarna Orange saat ditetesi MO dan MR. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa pH Sprite 4,4
< pH < 5,5
3. Larutan Kapur
Pada percobaan menggunakan indicator
alami Kunyit Larutan kapur berubah
warna menjadi hijau yang berarti larutan tersebut bersifat basa. Larutan kapur
membirukan kertas lakmus merah dan biru. Larutan kapur berwarna berwarna pink
saat ditetesi PP, serta berwarna kuning saat ditetesi MO dan MR. Dari data ini
dapat disimpulkan bahwa pH larutan kapur 8,3 < pH < 10.
4. Larutan Garam
Pada percobaan menggunakan indikator alami Bugenvil Larutan garam berwarna Tetap yang berarti larutan tersebut bersifat Netral. Larutan
garam tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan biru. Larutan ini tidak
berwarna saat ditetesi PP, serta berwarna kuning saat ditetesi MO dan MR. Dari
data ini dapat disimpulkan bahwa pH larutan garam 7.
5. Larutan Deterjen
Pada percobaan menggunakan indicator
alami kamboja Larutan
deterjen berubah warna menjadi Cokelat muda yang berarti larutan tersebut bersifat
basa. Larutan deterjen membirukan kertas lakmus merah dan biru. Larutan ini berwarna
pink saat ditetesi PP, serta berwarna kuning saat ditetesi MO dan MR. Dari data
ini dapat disimpulkan bahwa pH larutan deterjen 8,3 < pH
< 10.
6. Obat maag
Pada percobaan menggunakan indicator
alami kunyit Obat maag berubah warna menjadi jingga yang berarti larutan tersebut
bersifat basa. Obat maag memerahkan kertas lakmus merah dan
biru. Obat maag tak berwarna saat ditetesi PP,
serta berwarna Merah saat ditetesi MO dan berwarna Orange saat ditetesi MO dan MR. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa pH Obat maag 8,0 < pH
< 8,3.
7. Larutan Gula
Pada percobaan menggunakan indikator alami Bugenvil Larutan gula berwarna
Tetap yang berarti larutan tersebut bersifat Netral. Larutan Gula tidak mengubah
warna kertas lakmus merah dan biru. Larutan ini tidak berwarna saat ditetesi
PP, serta berwarna kuning saat ditetesi MO dan MR. Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa pH larutan gula adalah 7.
8. Susu
Pada percobaan menggunakan indicator alami kamboja susu berubah warna menjadi Cokelat tua yang berarti larutan tersebut bersifat
asam. Susu memerahkan kertas lakmus merah dan biru. Susu tak berwarna saat ditetesi PP,
serta berwarna Merah saat ditetesi MO dan berwarna Orange saat ditetesi MO dan kuning saat ditetesi MR.
Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pH susu 4,4 < pH < 5,5
Note : Perhitungan Trayek pH
kami bahas pada bagian lampiran.
BAB III
A. Kesimpulan
Pada percobaan
yang telah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
·
Masing-masing larutan memiliki sifat yang
berbeda-beda. Ada yang bersifat asam, basa maupun netral. Hal ini ditentukan
oleh ada tidaknya ion H (untuk asam) dan ion OH (untuk basa) dalam zat tersebut
serta derajat ionisasi zat tersebut.
Ø jika kertas lakmus merah yang
dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjad.i warna biru, maka itu menandakan bahwa larutan tersebut bersifat basa.
Ø jika kertas lakmus biru yang
dicelupkan kedalam larutan dan berubah menjadi warna merah, maka itu menandakan
bahwa larutan tersebut bersifat asam
Ø kertas lakmus tidak berubah
warna maka larutan tersebut bersifat netral.
·
Bahwa air jeruk , Sprite, dan susu bersifat asam, sedangkan larutan deterjen, Obat maag, dan air kapur bersifat basa adapun larutan garam
dan Gula bersifat netral. Indikator yang
kami gunakan adalah Ekstrak Kunyit, Ekstrak Bunga Bugenvil, Ekstrak
Kamboja, kertas lakmus
merah dan biru, fenolftalein (PP), metil orange (MO), dan metil merah (MM).
·
Dalam percobaan untuk menentukan pH larutan diperlukan beberapa indikator.
Setiap indikator memiliki trayek pH tersendiri. Dari trayek pH ini kita bisa
menentukan batasan nilai pH dari larutan yang diuji.
B. Saran
Saran kami yaitu sebaik-baiknya praktikum adalah praktikum yang
dilaksanakan di Laboratium dengan alat yang lengkap dan memadai dan perhatikan dengan cermat warna
larutan setelah ditetesi larutan indikator. Pengamatan yang kurang cermat akan
mengacaukan perhitungan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://gunawanfly.blogspot.co.id/2015/10/laporan-praktikum-kimia-indikator-asam.html
Komentar
Posting Komentar