Reaksi Termokimia
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Puji syukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah Allah Yang Maha Kuasa kami
sekelompok akhirnya dapat menyelesaikan laporan percobaan/praktikum reaksi
termokimia ini.
Tersusunnya laporan ini bertujuan untuk mengetahui adanya reaksi entalpi
termasuk reaksi eksoterm dan endoderm.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantu
proses penulisan laporan mengenai hasil praktikum kimia menentukan perubahan
entalpi reaksi NaOH dengan HCl dan menentukan reaksi eksoterm dan endoterm pada
percobaan CaCO3 dan NaOH ini dari awal hingga akhir, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan umumnya bagi kita
semua. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Hormat
Kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul..........................................................................................
i
Kata pengatar ......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
Bab I
Dasar
teori ......................................................................................... 1
Bab II
A. Tujuan......................................................................................... 3
B. Alat dan Bahan............................................................................ 3
C. Cara Kerja.................................................................................... 4
D. Hasil Pengamatan........................................................................ 4
E. Pertanyaan.................................................................................. 5
F. Perhitungan................................................................................ 6
Bab III
A. Kesimpulan................................................................................. 8
B. Saran........................................................................................... 8
Daftar Pustaka ....................................................................................... 9
BAB I
DASAR TEORI
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita banyak sekali menemukam berbagai reaksi kimia.
Salah satunya adalah Termokimia. Termokimia merupakan cabang ilmu kimia yang
mempelajari kalor reaksi yang terlibat dalam suatu reaksi kimia. Reaksi kimia
selalu disertai oleh perubahan kalor antara sistem dengan lingkungannya. Dalam
reaksi kimia terdapat pula perubahan entalpi / energi yang dapat diukur.
Entalpi
adalah jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi
yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi tidak bisa diukur, yang bisa
dihitung adalah nilai perubahannya.
Pada reaksi
kimia, sistem dapat melepaskan atau menyerap kalor. Reaksi kimia dengan
sistem melepaskan kalor disebut reaksi eksoterm, Contoh Eksoterm: membakar minyak tanah di kompor
minyak dan nyala api unggun. Sedangkan
reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor disebut reaksi endoterm. Contoh Endoterm: asimilasi dan
fotosintesis.
Banyak reaksi yang berlangsung serta merta begitu zat peraksi dicampurkan,
tetapi banyak juga yang memerlukan pemanasan supaya menjadi reaksi. Reaksi
eksoterm yang berlangsung serta merta menyebabkan kenaikan suhu sedangkan
reaksi endoterm menyebabkan penurunan suhu.
Reaksi Eksoterm: ΔH = Hp –Hr < 0 (negatif)
Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke
lingkungan sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp)
lebih kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu
perubahan entalpinya (ΔH) bertanda negatif.
Reaksi Endoterm: ΔH = Hp –Hr > 0 (positif)
Pada reaksi
endoterm,sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi
pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda
positif.
Untuk
menentukan perubahan entalpi standar (∆H) dapat dilakukan dengan cara teoritis
dan secara eksperimen. Apabila menentukan perubahan entalpi secara teoritis,
maka akan menerapkan Hukum Hess dan Energi Ikatan. Apabila menentukan
perubahan entalpi secara eksperimen (kalorimetris), maka diperlukan suatu alat
kalorimeter.
Ada 2 metode dalam penentuan kalor reaksi secara kalorimetris, yaitu
kalorimetri pembakaran dan kalorimetri reaksi. Metode kalorimetri pembakaran
dilakukan dengan cara membakar suatu unsur atau senyawa (umumnya dengan
oksigen) dalam kalorimeter, kemudian kalor yang dibebaskan dalam reaksi
pembakaran tersebut diukur. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan
eksperimen metode kalorimetri pembakaran disebut kalorimeter tipe bom.
Sementara itu, metode kalorimetri reaksi merujuk pada penentuan kalor reaksi
apa saja selain reaksi pembakaran. Kalorimeter yang digunakan untuk melakukan
eksperimen metode kalorimetri reaksi disebut kalorimeter tipe reaksi. Contohnya
seperti kalorimeter sederhana. Kalorimeter sederhana ialah alat untuk mengukur
perubahan suhu dari sejumlah air atau larutan sebagai akibat dari suatu reaksi
kimia dalam suatu wadah terisolasi. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor
yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang
diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan
suhunya.
BAB II
ISI
A. Tujuan
Tujuan dari percobaan kami
ini antara lain adalah untuk :
Ø
Memahami, mengetahui, dan menentukan perubahan
entalpi dari reaksi natrium hidroksida dan asam klorida yang menghasilkan satu
mol air sesuai dengan persamaan reaksi :
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) dengan
menggunakan kalorimeter sederhana
Ø Menentukan jenis reaksi natrium
hidroksida (NaOH) dengan asam klorida (HCl)
Ø Menentukan termasuk jenis reaksi
eksoterm ataukah endoterm pada percobaan reaksi CaCO3 dan NaOH
B. Alat dan Bahan
Percobaan I : (
reaksi natrium hidroksidan dan asam klorida)
Alat : Bahan
:
1. Gelas sterofoam 1.
Larutan NaOH
2. Kawat ( pengaduk ) 2. Larutan HCl
3. Gabus 3.
Air ( H2O)
4. Termometer
5. Gelas ukur
Percobaan II : ( reaksi CaCO3 dan
NaOH )
Alat : Bahan
:
1. Gelas sterofoam 1.
Larutan NaOH
2. Kawat ( pengaduk ) 2. Kapur (CaCO3)
3. Gabus
4. Termometer
5. Gelas Beker
C. Cara Kerja
Percobaan I : ( reaksi natrium
hidroksidan dan asam klorida)
1.
Campurkan padatan NaOH dengan air 25 ml, aduk sampai menjadi larutan
2.
Isi gelas dengan larutan NaOH 0,5 M 20 ml dan gelas yang lain diisi dengan
20 ml HCl 0,5 M. Ukur suhu setiap larutan dan hitung suhu rata-rata kedua
larutan sebagai suhu awal
3.
Tuangkan larutan HCl ke dalam calorimeter yang berisi NaOH. Aduk,
perhatikan suhu yang terbaca pada termometer. Amati suhu setiap 0,5 menit sekali
dan catat suhu tertinggi yang terbaca sebagai suhu akhir.
4.
Catat pengamatan tersebut dengan cermat dengan membuat tabel pengamatan
5.
Hitunglah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan (anggap masa jenis
larutan 1 g/ml dan kalor jenis larutan 4,2 J/gC
Percobaan II : ( reaksi CaCO3 dan
NaOH )
1.
Isi gelas dengan 25 ml air dan ukur suhu air ( sebagai suhu awal )
2.
Masukkaan CaCO3, 0,5 g ke dalam air 25 ml dan ukur suhunya
3.
Tambahkan 5 ml NaOH 0,5 M ke dalam larutan CaCO3 dan ukur
suhunya
D. Hasil Pengamatan
Percobaan I : ( reaksi natrium
hidroksidan dan asam klorida)
Suhu setelah
dicampur ( hitung setiap kenaikan 0,5 menit ) :
T1
|
T2
|
T3
|
T4
|
T5
|
32OC
|
32OC
|
32OC
|
33OC
|
33OC
|
NO
|
Nama Zat
|
Suhu
|
Keadaan Awal
|
Keadaan setelah reaksi
|
1
|
HCl 0,5 M 20 ml
|
30OC
|
Berupa larutan (liquid)
|
-
|
2
|
NaOH 0,3 M 20 ml
|
30OC
|
Padatan NaOH yang kemudian dilarutkan
|
-
|
3
|
NaOH + HCl
|
33OC
|
-
|
Suhu naik
|
Percobaan II : ( reaksi CaCO3 dan NaOH )
No
|
Nama Zat
|
Suhu
|
Keadaan Awal
|
Keadaan setelah reaksi
|
1
|
H2O 25 ml
|
28OC
|
Berupa cairan (liquid)
|
-
|
2
|
CaCO3 25 ml
|
28OC
|
Kapur (seperti sebuk) yang dilarutkan
|
-
|
3
|
CaCO3 + NaOH
|
30OC
|
-
|
Suhu bertambah
|
E.
Pertanyaan
Percobaan I : ( reaksi natrium
hidroksidan dan asam klorida)
1. Tuliskan persamaan termokimianya !
Jawab : NaOH(aq) + HCl(l) NaCl(aq) + H2O(l)
2. Termasuk jenis reaksi apakah
persamaan termokimia tersebut ? Jelaskan !
Jawab : Menurut kami
percobaan antara natrium hidroksida dan HCl termasuk reaksi eksoterm. Hal ini dapat dilihat dari pengukuran suhu
dimana disaat kedua larutan dicampur terjadi kenaikan suhu yang menujukkan
sifat reaksi eksoterm itu sendiri. Dan jika di hitung perubahan entalpi
reaksinya juga bernilai negatif (-) , hal itu juga membuktikan reaksi tersebut
termasuk kedalam jenis reaksi eksoterm.
Percobaan II : ( reaksi CaCO3 dan
NaOH )
Tentukan percobaan tersebut menujukkan reaksi eksoterm atau endoterm
Jawab : pada
percobaan CaCO3 ( kalsium karbonat ) dengan NaOH (natrium
hidroksida) terjadi rekasi eksoterm didalamnya karena campuran reaksi tersebut
disaat di ukur suhunya dengan termometer mengalami kenaikan suhu. Kalsium
karbonat yang diukur suhu awalnya berkisar 28 oC setelah dicampur
dengan larutan natrium hidroksida naik menjadi 30oC.
F. Perhitungan
Hitung ΔHn
reaksi !
Percobaan I : (
reaksi natrium hidroksidan dan asam klorida)
·
Kalor yang berpindah :
q = m. c. Δt
= 40. 4,2. ( 33 – 30 )
= 40. 4,2. 3
= 504 Joule
§ Mol
HCl = M. V Mol
NaOH =
M. V
=
0,5. 20 =
0,3 . 20
= 10
mol =
6 mol
·
ΔHn =
=
= -31,5 J/mol
Percobaan II : ( reaksi CaCO3 dan
NaOH )
·
Kalor yang berpindah :
q = m. c. Δt
= 30. 4,2. ( 30 – 28)
= 30. 4,2. 2
= 126 Joule
§ Mol
CaCO3 = gram/ Mr Mol
NaOH =
M. V
= 0,5
g / 100 =
0,5 . 5
=
0,005 mol =
2,5 mol
·
ΔHn =
=
= -50,3
J/mol
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil suatu simpulan
bahwa:
1.
∆H yang diperoleh melalui percobaan NaOH dan HCl tersebut adalah sebesar –
31,5 J/mol. Dan pada reaksi CaCO3 dan NaOH adalah sebesar -50,3 J/mol. Tanda
negatif menandakan bahwa reaksi tersebut melepas kalor.
B.
Saran
-
Percobaan
mengenai rekasi termokimia ini sebaiknya dilakukan secara benar dan teliti
serta sesuai dengan sistematika pengamatannya (terutama pengukuran volume dan
suhu) tepat dan akurat.
-
Hendaknya
dalam belajar baik di sekolah maupun dirumah, harus didukung sikap disiplin dan
teliti dalam segala hal.
-
Dalam
cara belajar harus bervarias seperti halnya melakukan praktik seperti ini, supaya tidak
menimbulkan kebosanan tetapi tidak boleh terlepas dari aturan aturan yang ada.
-
Diusahakan
untuk menggunakan sarung tangan dan masker pada saat melakukan praktikum
sebagai proteksi, untuk menghindari jika ada terjadi bahan yang tumpat,
terciprat bahan dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar